Manusia yang Rugi di Bulan Ramadhan

Manusia yang Rugi di Bulan Ramadhan
Sumber: Photo Pribadi

Alhamdulillah kita dipertemukan lagi oleh Bulan Ramadhan atas ijin Allah SWT, dimana bulan ini merupakan bulan penuh keberkahan bagi ummat Islam karena dapat memdulang pahala bessar bagi yang melakukannya, baik berupa ibadah wajib maupun yang sunah. Untuk itu betapa ruginya bagi seseorang yang tidak dapat seoptimal mungkin melaksanakan ibadah puasa dibulan Ramadhan ini.
Bulan Ramadhan dalam kalender hijriah adalah induk dari segala bulan, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist: Telah tiba bulan Ramadhan sebagai induk bulan-bulan lainnya (sayyidus syuhur), dengan membawa berkah maka ucapkanlah “selamat datang” sebagaimana kepada orang-orang yang mengunjungi kita dalam kerinduan.
Dibandingkan bulan lainnya, Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melaksanakannya, betapa ruginya jika kita tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Terlebih lagi belum tentu di bulan Ramadhan selanjutnya kita bisa mendapatkannya. Untuk itu jika tidak rugi maka marilah kita menghindari hal sebagai berikut:
Pada Surat Al Baqarah : 183, Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Selain daripada itu terdapat suatu malam yang amat mulia yang dikenal dengan sebutan (lailatul qadar) yang dirahasiakan oleh Allah SWT kedatangan malam tersebut di bulan Ramadhan. Pada malam ini dimana ketika seseroang melaksanakan beribadah satu kali pada malam itu akan lebih baik dari beribadah seribu bulan, sebagaimana yang di firmankan Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5).
Maka jika kita melihat pada realitas masyarakat yang ada pada Ramadhan masih banyak kita ketemukan saudara seagama kita tidak dapat melaksanakan ibadah puasa meskipun secara akidah mereka mengatakan bahwa mereka beriman kepada Allah SWT, terkecuali bagi mereka yang berhalangan karena sakit atau karena kepentingan lain seperti melakukan safar ketika sulit berpuasa, orang tua renta yang sudah dalam keadaan lemah, wanita hamil dan menyusui. Bagi yang mengaku berIman tetapi tidak melakukan puasa ramadhan padahal disisi rukun Islam jelas seseorang itu belum dikatakan beragama Islam selain bersyahadat yang kemudian diikuti harus menegakkan shalat dan berpuasa.
Sedangkan bagi yang berpuasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja, jika hanya melakukan hal ini saja masih bisa termasuk golongan yang merugi oleh karena di bulan Ramadhan seluruh ibadah yang dikerjakan memiliki potensi besar sebagai ladang pahala dimana sepeerti dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW :  “…Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah). Juga dalam hadist lainnya dijelaskan bahwa “Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
Perkara apa yang dapat merugikan seseorang dibulan Ramadhan selanjutnya adalah lalain dalam melaksanakan ibadah Shalat, selain termasuk rukun Islam yang ke 2 tetapi juga yang akan dihisab pada hari kiamat bagi seseorang adalah shalatnya oleh Allah SWT kelak sebagaimana dijelaskan oleh sabda Rasulullah SAW :  “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi). Sedangkan secara khusus bagi seorang pria adalah melakukan shalat 5 waktunya di masjid, untuk itu dalam hal ini bahkan bagi pria yang jarang shalat dimasjid semisal hanya hadir dimasjid ketika melaksanakan shalat jumat saja maka Rasulullah mengkategorikannya kepada golongan orang yang munafik sebagai mana tertuang dalam sabda Rasulullah :  “Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim). Jika kita membaca hadist tersebut bukan berarti tidak melaksanakan shalat dhuhur, ashar, magerib di masjid bahkan pada kenyataannya tidak jarang ketika shalat ashar acap kali sedikit jamaahnya. Jika kita termasuk kategori orang munafik maka amatlah rugi diakhirat nanti oleh karena Allah SWT berfirman: Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh  Thabrani, Rassullah bersabda “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,”. Dengan menukil hadist ini maka bulan Ramadhan sangat jelas menawarkan keberkahan berupa hadiah pahala yang berlipat ganda bagi yang banyak melakukan amal shaleh serta senantiasa menjaga puasanya sesuai syarat dan aturan. Kenapa hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan? karena ada beberapa perkara yang tidak boleh dilakukan selama menjalankan ibadah puasa  yang bisa mengakibatkan hilangnya pahala berpuasa yakni seperti melakukan dusta/bohong, melakukan ghibah bahkan fitnah, melakukan sumpah palsu, tidak menjaga pandangan karena melihat aurat lawan jenis, semisal hal ini banyak terjadi di jejaring sosial. Untuk itu perlulah kearifan dalam menggunakan jejaring sosial agar puasa kita tidak hanya bernilai sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Namun bukan berarti jejaring sosial tidak memiliki manfaat sama sekali tetapi jika kita bijak penggunaanya dapat memberikan manfaat yang besar selama menjalankan puasa ramadhan semisal memperat tali silaturahmi, aktif berdiskusi tentang agama, melakukan posting tulisan yang bernuansa agama baik dari hasil membaca, mengkaji atau berdasar pengalaman pribadi.  
Selanjutnya adalah hanya sekedar berpuasa tetapi tidak memiliki kesempatan untuk melaksanakan shalat tarawih sebagaimana yang disandakan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad : “Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR.). Untuk itu marilah kita berupaya untuk dapat melaksanakan shalat tarawih berjamaah.
Kerugian lainnya bagi seorang muslim baik dibulan Ramadhan dan pada bulan lainnya adalah tidak membiasakan diri untuk membaca, mempelajari dan mengkaji isi kandungan Al Quran, sebagaimana hadist yang diriwatkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”. Untuk itu amatlah terlihat betapa besarnya amal shaleh bagi yang dalam setiap kesempatan diberikan kemudahan olehNYA untuk dapat membaca Al Quran terlebih dibulan Ramadhan yang menjanjikan setiap amal kebaikan dilakukan oleh seseorang dilipatgandakan sampai tak terhingga pahalanya. Bahagia rasanya bagi yang diijinkan olehNYA untuk dapat menghatamkan Quran di bulan suci Ramadhan.
Terakhir, orang yang merugi selama ramadhan kali ini ternyata puasa yang dilakukan lebih buruk daripada Ramadhan sebelumnya. Sedangkan disisi lain orang dikatakan beruntung adalah seseorang yang memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan bagi dirinya yakni setiap hari lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Semoga kita semua orang yang termasuk diijinkan dan dimudahkan olehNYA untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah seoptimal mungkin pada Ramadhan tahun ini.


Share:

Total Visitors

Edwin Arief. Diberdayakan oleh Blogger.

POPULER DIBACA