Untuk itu jelas secara syariat
Islam puasa disini adalah suatu rangkaian amal ibadah yang dilakukan dengan
menahan diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa dimulai dari terbitnya
fajar hingga matahari terbenam. Puasa Ramadhan dalam hal ini sebelumnya
disertai niat karena Allah SWT dan dalam implementasinya dengan mengikuti
syarat dan rukun tertentu.
Sedangkan
media sosial atau juga yang dikenal sebagai Daring ini adalah suatu media
online yang pemanfatannya digunakan untuk sebagai sarana pergaulan sosial
secara online di internet. Berbagai aktifitas dapat dilakukan bagi para
penggunanya seperti sebagai sarana saling berkomunikasi, berinteraksi,
berbagi, networking
dan lain sebagainya yang dalam penggunaannya dapat dilakukan melalui smartphone
atau teknologi yang berbasis website.
Untuk itu bagaimana caranya
agar kita tetap dapat aktif bermedia sosial namun tidak mengurangi atau bahkan
dapat membatalkan ibadah puasa kita? Atau bahkan dengan bermedia sosial justeru
dapat dimanfaatkan untuk sebagai sarana positif untuk menambah ibadah puasa
kita.
Dalam bermedia sosial (medsos)
berbagai fasilitas atau fitur dapat kita pergunakan dalam melakukan interaksi
bagi sesame pengguna baik itu berupa tulisan, lisan (suara) bahkan gambar (video)
atau bahkan perpaduan antara ketiganya. Sedangkan selama di bulan Ramadhan ada
hal-hal yang harus kita jaga agar tidak mengurangi atau dapat membatalkan
ibadah kita seperti:
Lisan/Tulisan, Seoptimal
mungkin tidak menggunakan kata-kata kotor, melakukan ghibah, mencela, memaki,
berkata kasar, berbohong seperti membuat/menyebarkan berita bohong atau fitnah,
bersenda gurau berlebihan karena segala
sesuatu yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan akan berlipat ganda hitungannya
apakah itu pahala atau dosa yang telah dikerjakan. Menjaga lisan dan tulisan
ini akan lebih bernilai baik lagi jika meski nanti Ramadan berakhir namun tetap dilakukan hingga
bertemu pada bulan Ramadhan tahun berikutnya. Penampilan, Eksestensi seseorang
secara baik sengaja atau tidak sengaja sedemikian rupa biasa ditampilkan di sosial
media, oleh karena itu selain menjaga ibadah kita sendiri tetapi juga berupaya
untuk menjaga “mata” orang lain seperti berpenampilan lebih tertutup sesuai
syariat bukan sebaliknya berpakaian yang terbuka atau minim selain menjaga
aurat sendiri tetapi juga bisa
mengundang nafsu baik perempuan atau laki-laki. Dalam berinteraksi di media sosial
bukan berarti tidak menimbulkan konflik antara sesama pengguna media sosial
seperti akibat postingan tertentu yang menimbulkan ketidak nyamanan bagi
pengguna lainnya, meski tidak jarang posting yang dilakukan itu sebetulnya
untuk mengingatkan diri kita sendiri. Jika terjadi perbedaan pandangan maka sebaiknya tetap tenang, sabar jangan
sampai terprovokasi sehingga menimbulkan hal yang emosional sehingga pada
akhirnya merugikan ibadah puasa kita sendiri. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Seorang
muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40). Sedemikian rupa pula kita untuk
tidak kepo terhadap hal-hal yang tidak bermanfaat yang akan merugikan ibadah
puasa kita namun juga merugi karena waktu habis tersita untuk hal
yang kurang bermanfaat dimana seharusnya dalam bulan suci ramadhan kita adalah
salah satu moment tepat dapat memperbaiki diri,
Nah bagaimana agar media sosial dapat bermanfaat dan menguntungkan ibadah kita selama ramadhan? Tentunya pemanfaatan media sosial secara bijak terutama menggunakan batasan sesuai syariat Islam serta etika dalam bermedia sosial secara umum tentunya. Banyak hal yang positif dapat kita lakukan seperti mengunduh berbagai aplikasi Islami untuk menambah wawasan pengetahuan agama kita, dengan bersosial media kita dapat lebih mempererat tali silaturahmi akibat kesibukan sehari-hari atau menyambung kembali tali silaturahmi yang telah lama putus. Hukum silaturahmi menurut Islam itu sendiri adalah wajib, sehingga penggunaan media sosial sangatlah efektif untuk menjalin tali silaturahmi kembali yang mungkin secara jarak berjauhan sekalipun karena berbagai fitur media sosial yang sudah semakin canggih seperti menggunakan suara dan gambar. Selanjutnya dengan bermedia sosial kita dapat membaca berbagai kajian agama baik itu tulisan maupun yang berbentuk video bahkan video streaming yang disediakan oleh berbagai situs, yang kemudian bahkan kita dapat membagikannya secara umum maupun kepada yang membutuhkannya. Apapun kebaikan yang kita lakukan akan berdampak bagi diri kita sendiri sebagai mana yang difirmankan Allah SWT :
“Jika kalian berbuat
baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al – Isra : 7) serta
Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, ath – Thabrani, ad – Daruqutni).
Selanjutnya media sosial adalah sarana untuk menyampaikan dakwah, sebagaimana
firman Allah SWT : “Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung” (QS. Ali Imran: 104) (Lihat Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, 182).