Aplikasi Islami Bermanfaat Bagi Anak di Bulan Suci Ramadhan Tahun 2019 .
Belajar diwaktu kecil bagaikan menulis diatas
batu, demikian seperti kata pepatah sedangkan
disisi lain anak-anak penuh dengan dunia bermain serta serba ingin tahu.
Akan terasa mudah tentunya jika melakukan pengajaran dan pendidikan Agama bagi
sang anak tercinta jika menggunakan
berbagai media dalam melakukan pengenalan atau edukasi terhadap mereka, salah
satu diantaranya adalah pemanfaatan Aplikasi dan Situs Islami yang ada di Internet.
Berbagai aplikasi dapat digunakan pada telepon genggam, tablet dan komputer. Baik
aplikasi tersebut dapat di unduh secara geratis maupun berbayar serta
penggunaan aplikasi dapat dioperasikan secara offline maupun online. Di era
digital saat ini, proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak tidak
terbatas hanya dibangku sekolah saja, akan tetapi bisa dimana saja dan kapan
saja sehingga keigatan tersebut bisa dilakukan setiap waktu dan bahkan ketika
sedang melakukan hal lainnya seperti ssaat bermain, berada di dalam kendaraan
pribadi atau umum dan sebagainya. Untuk itu secara tidak langsung para orang
tua dipacu pula untuk selalu mempersiapkan diri dengan seoptimal mungkin pemutakhiran pengetahuan guna untuk
dapat menjawab pertanyaan sang anak yang pada saat ini memiliki kecenderungan
kritis terhadap apa yang ada dilingkungan sekitarnya.
Dibulan Ramadhan ini, baik para orang tua dan
anak seoptimal mungkin dapat melaksanakan berbagai kegiatan ibadah puasa dan
ibadah lainnya seperti para orang tua dapat melakukan pengenalan dan pendidikan
Agama kepada anak dengan menggunakan berbagai aplikasi interaktif yang menarik
dan mudah untuk dimengerti oleh sang anak serta memotifasi sang anak untuk
lebih mencari tahu lebih lanjut tentang Agamanya. Sehingga penulis melihat pada
bulan Ramadhan ini adalah salah satu
momen yang baik untuk melakukannya yang
sudah tentu juga dapat dilakukan secara rutin dibulan berikutnya. Selain
daripada itu memiliki dampak positif menumbuhkan hubungan emosional yang baik
antara orang tua dan anak atau para pendidikan dengan muridnya serta sesama
anak-anak yang sedang belajar atau memainkan bahkan bagi para remaja bisa
mendiskusikan hal-hal yang menarik dari aplikasi tersebut.
Banyak aplikasi
Islami di telepon genggam, tablet maupun komputer bermanfaat yang dapat
diunduh selama di bulan suci ramadhan ini. Untuk mendapatkan berbagai informasi
serta aplikasi apa saja yang cocok sesuai usia dan tingkat pendidikan anak anda
yang dapat dilakukan dengan mencarinya melalui aplikasi browser yang biasa anda
gunakan. Aplikasi tersebut bisa berupa bagaimana cara belajar membaca huruf dan
arab yang disertai audio dan gambar tertentu hingga menarik minat anak untuk
mempelajarinya, tebak gambar dari huruf arab, merangkai huruf arab, nama-nama benda
dalam bahasa arab dan sebagainya. Pelajaran tata cara bersuci/whudu yang
disertai gambar dan tata caranya secara detail. Pelajaran bagaimana melakukan
praktek shalat yang diserta gambar dan suara dari bacaan shalat yang harus
dilakukan. Kumpulan doa sehari – hari yang disertai gambar yang menarik,
suaranya untuk memudahkan sang anak untuk menghapalnya. Dunia anak yang penuh
dengan bermain, maka banyak aplikasi islami juga berisikan menawarkan lagu -
lagu Islami dan Shalawat beserta suara
dan lirik bahkan gerakan tertentu yang dapat dilakukan agar mudah ditiru oleh
sang anak. Juz Amma atau Surat Pendek yang berbentuk murotal yang disertai
suara dan tulisan dari ayat surat pendek yang ada di dalam Al Quran. Sang anak juga dapat membaca, mendengarkan bahkan
menonton film Islami seperti kisah para nabi. Kisah para sahabat, para tokoh
Islam, tempat-tempat Islam yang bersejarah, ceramah agama bagi anak dan remaja
melalui telepon genggam maupun komputer yang bisa diputar bahkan dapat diunduh
dari berbagi situs Islami di internet. Para orang tua dapat pula mengunduh
berbagai aplikasi islami bagi sang anak seperti menggambar pada huruf dan angka arab, kaligrafi, masjid dan
sebagainya. Terlebih satu hal yang terpenting pada aplikasi tersebut terbebas
dari konten negatif dan kekerasan yang sangat tidak baik bagi perkembangan dan
pikiran seorang anak muslim.
Yuk kita manfaatkan waktu seoptimal mungkin
dengan berbagai aktifitas dalam rangka melaksanakan ibadah puasa ramadhan tahun
2019 dengan penuh keberkahan dari NYA.
Manusia yang Rugi di Bulan Ramadhan
Sumber: Photo Pribadi |
Alhamdulillah kita dipertemukan
lagi oleh Bulan Ramadhan atas ijin Allah SWT, dimana bulan ini merupakan bulan
penuh keberkahan bagi ummat Islam karena dapat memdulang pahala bessar bagi
yang melakukannya, baik berupa ibadah wajib maupun yang sunah. Untuk itu betapa
ruginya bagi seseorang yang tidak dapat seoptimal mungkin melaksanakan ibadah
puasa dibulan Ramadhan ini.
Bulan Ramadhan dalam kalender hijriah
adalah induk dari segala bulan, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah dalam
sebuah hadist: Telah tiba bulan Ramadhan sebagai induk bulan-bulan
lainnya (sayyidus syuhur), dengan membawa berkah maka
ucapkanlah “selamat datang” sebagaimana kepada orang-orang yang mengunjungi
kita dalam kerinduan.
Dibandingkan bulan lainnya,
Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melaksanakannya, betapa ruginya
jika kita tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Terlebih lagi belum tentu di
bulan Ramadhan selanjutnya kita bisa mendapatkannya. Untuk itu jika tidak rugi
maka marilah kita menghindari hal sebagai berikut:
Pada Surat Al Baqarah : 183,
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
183.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Selain
daripada itu terdapat suatu malam yang amat mulia yang dikenal dengan sebutan (lailatul
qadar) yang dirahasiakan oleh Allah SWT kedatangan malam tersebut di bulan
Ramadhan. Pada
malam ini dimana ketika seseroang melaksanakan beribadah satu kali pada malam
itu akan lebih baik dari beribadah seribu bulan, sebagaimana yang di firmankan
Allah SWT:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ
مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al Qadr: 1-5).
Maka jika kita melihat pada
realitas masyarakat yang ada pada Ramadhan masih banyak kita ketemukan saudara
seagama kita tidak dapat melaksanakan ibadah puasa meskipun secara akidah
mereka mengatakan bahwa mereka beriman kepada Allah SWT, terkecuali bagi mereka
yang berhalangan karena sakit atau karena kepentingan lain seperti melakukan
safar ketika sulit berpuasa, orang tua renta yang sudah dalam keadaan lemah,
wanita hamil dan menyusui. Bagi yang mengaku berIman tetapi tidak melakukan
puasa ramadhan padahal disisi rukun Islam jelas seseorang itu belum dikatakan
beragama Islam selain bersyahadat yang kemudian diikuti harus menegakkan shalat
dan berpuasa.
Sedangkan bagi yang berpuasa tidak
hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja, jika hanya melakukan hal ini saja
masih bisa termasuk golongan yang merugi oleh karena di bulan Ramadhan seluruh
ibadah yang dikerjakan memiliki potensi besar sebagai ladang pahala dimana sepeerti
dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW : “…Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah
sunah) di bulan Ramadhan pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding
bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka
pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu
Huzaimah). Juga dalam hadist lainnya dijelaskan bahwa “Setiap amalan kebaikan
anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang
semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan
tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah
meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
Perkara apa yang dapat merugikan
seseorang dibulan Ramadhan selanjutnya adalah lalain dalam melaksanakan ibadah
Shalat, selain termasuk rukun Islam yang ke 2 tetapi juga yang akan dihisab
pada hari kiamat bagi seseorang adalah shalatnya oleh Allah SWT kelak sebagaimana
dijelaskan oleh sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari
segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila
shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh
kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi). Sedangkan secara khusus bagi seorang pria
adalah melakukan shalat 5 waktunya di masjid, untuk itu dalam hal ini bahkan
bagi pria yang jarang shalat dimasjid semisal hanya hadir dimasjid ketika
melaksanakan shalat jumat saja maka Rasulullah mengkategorikannya kepada
golongan orang yang munafik sebagai mana tertuang dalam sabda Rasulullah : “Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh
seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…”
(HR Bukhari Muslim). Jika kita membaca hadist tersebut bukan berarti tidak
melaksanakan shalat dhuhur, ashar, magerib di masjid bahkan pada kenyataannya
tidak jarang ketika shalat ashar acap kali sedikit jamaahnya. Jika kita
termasuk kategori orang munafik maka amatlah rugi diakhirat nanti oleh karena
Allah SWT berfirman: Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka
Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan
orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
Dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Thabrani, Rassullah
bersabda “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,”. Dengan menukil hadist ini
maka bulan Ramadhan sangat jelas menawarkan keberkahan berupa hadiah pahala
yang berlipat ganda bagi yang banyak melakukan amal shaleh serta senantiasa
menjaga puasanya sesuai syarat dan aturan. Kenapa hanya lapar dan dahaga saja
yang kita dapatkan? karena ada beberapa perkara yang tidak boleh dilakukan
selama menjalankan ibadah puasa yang
bisa mengakibatkan hilangnya pahala berpuasa yakni seperti melakukan
dusta/bohong, melakukan ghibah bahkan fitnah, melakukan sumpah palsu, tidak
menjaga pandangan karena melihat aurat lawan jenis, semisal hal ini banyak
terjadi di jejaring sosial. Untuk itu perlulah kearifan dalam menggunakan
jejaring sosial agar puasa kita tidak hanya bernilai sekedar menahan lapar dan
dahaga saja. Namun bukan berarti jejaring sosial tidak memiliki manfaat sama
sekali tetapi jika kita bijak penggunaanya dapat memberikan manfaat yang besar
selama menjalankan puasa ramadhan semisal memperat tali silaturahmi, aktif
berdiskusi tentang agama, melakukan posting tulisan yang bernuansa agama baik
dari hasil membaca, mengkaji atau berdasar pengalaman pribadi.
Selanjutnya adalah hanya sekedar
berpuasa tetapi tidak memiliki kesempatan untuk melaksanakan shalat tarawih
sebagaimana yang disandakan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan Ahmad : “Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai
selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR.). Untuk itu
marilah kita berupaya untuk dapat melaksanakan shalat tarawih berjamaah.
Kerugian lainnya bagi seorang
muslim baik dibulan Ramadhan dan pada bulan lainnya adalah tidak membiasakan
diri untuk membaca, mempelajari dan mengkaji isi kandungan Al Quran,
sebagaimana hadist yang diriwatkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan
dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan
Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf
dan Mim satu huruf”. Untuk itu amatlah terlihat betapa besarnya amal shaleh
bagi yang dalam setiap kesempatan diberikan kemudahan olehNYA untuk dapat
membaca Al Quran terlebih dibulan Ramadhan yang menjanjikan setiap amal kebaikan
dilakukan oleh seseorang dilipatgandakan sampai tak terhingga pahalanya.
Bahagia rasanya bagi yang diijinkan olehNYA untuk dapat menghatamkan Quran di
bulan suci Ramadhan.
Terakhir, orang yang merugi
selama ramadhan kali ini ternyata puasa yang dilakukan lebih buruk daripada
Ramadhan sebelumnya. Sedangkan disisi lain orang dikatakan beruntung adalah
seseorang yang memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan bagi dirinya yakni
setiap hari lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Semoga
kita semua orang yang termasuk diijinkan dan dimudahkan olehNYA untuk
melaksanakan seluruh rangkaian ibadah seoptimal mungkin pada Ramadhan tahun
ini.
BerMedia Sosial di Bulan Ramadhan
Untuk itu jelas secara syariat
Islam puasa disini adalah suatu rangkaian amal ibadah yang dilakukan dengan
menahan diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa dimulai dari terbitnya
fajar hingga matahari terbenam. Puasa Ramadhan dalam hal ini sebelumnya
disertai niat karena Allah SWT dan dalam implementasinya dengan mengikuti
syarat dan rukun tertentu.
Sedangkan
media sosial atau juga yang dikenal sebagai Daring ini adalah suatu media
online yang pemanfatannya digunakan untuk sebagai sarana pergaulan sosial
secara online di internet. Berbagai aktifitas dapat dilakukan bagi para
penggunanya seperti sebagai sarana saling berkomunikasi, berinteraksi,
berbagi, networking
dan lain sebagainya yang dalam penggunaannya dapat dilakukan melalui smartphone
atau teknologi yang berbasis website.
Untuk itu bagaimana caranya
agar kita tetap dapat aktif bermedia sosial namun tidak mengurangi atau bahkan
dapat membatalkan ibadah puasa kita? Atau bahkan dengan bermedia sosial justeru
dapat dimanfaatkan untuk sebagai sarana positif untuk menambah ibadah puasa
kita.
Dalam bermedia sosial (medsos)
berbagai fasilitas atau fitur dapat kita pergunakan dalam melakukan interaksi
bagi sesame pengguna baik itu berupa tulisan, lisan (suara) bahkan gambar (video)
atau bahkan perpaduan antara ketiganya. Sedangkan selama di bulan Ramadhan ada
hal-hal yang harus kita jaga agar tidak mengurangi atau dapat membatalkan
ibadah kita seperti:
Lisan/Tulisan, Seoptimal
mungkin tidak menggunakan kata-kata kotor, melakukan ghibah, mencela, memaki,
berkata kasar, berbohong seperti membuat/menyebarkan berita bohong atau fitnah,
bersenda gurau berlebihan karena segala
sesuatu yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan akan berlipat ganda hitungannya
apakah itu pahala atau dosa yang telah dikerjakan. Menjaga lisan dan tulisan
ini akan lebih bernilai baik lagi jika meski nanti Ramadan berakhir namun tetap dilakukan hingga
bertemu pada bulan Ramadhan tahun berikutnya. Penampilan, Eksestensi seseorang
secara baik sengaja atau tidak sengaja sedemikian rupa biasa ditampilkan di sosial
media, oleh karena itu selain menjaga ibadah kita sendiri tetapi juga berupaya
untuk menjaga “mata” orang lain seperti berpenampilan lebih tertutup sesuai
syariat bukan sebaliknya berpakaian yang terbuka atau minim selain menjaga
aurat sendiri tetapi juga bisa
mengundang nafsu baik perempuan atau laki-laki. Dalam berinteraksi di media sosial
bukan berarti tidak menimbulkan konflik antara sesama pengguna media sosial
seperti akibat postingan tertentu yang menimbulkan ketidak nyamanan bagi
pengguna lainnya, meski tidak jarang posting yang dilakukan itu sebetulnya
untuk mengingatkan diri kita sendiri. Jika terjadi perbedaan pandangan maka sebaiknya tetap tenang, sabar jangan
sampai terprovokasi sehingga menimbulkan hal yang emosional sehingga pada
akhirnya merugikan ibadah puasa kita sendiri. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Seorang
muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40). Sedemikian rupa pula kita untuk
tidak kepo terhadap hal-hal yang tidak bermanfaat yang akan merugikan ibadah
puasa kita namun juga merugi karena waktu habis tersita untuk hal
yang kurang bermanfaat dimana seharusnya dalam bulan suci ramadhan kita adalah
salah satu moment tepat dapat memperbaiki diri,
Nah bagaimana agar media sosial dapat bermanfaat dan menguntungkan ibadah kita selama ramadhan? Tentunya pemanfaatan media sosial secara bijak terutama menggunakan batasan sesuai syariat Islam serta etika dalam bermedia sosial secara umum tentunya. Banyak hal yang positif dapat kita lakukan seperti mengunduh berbagai aplikasi Islami untuk menambah wawasan pengetahuan agama kita, dengan bersosial media kita dapat lebih mempererat tali silaturahmi akibat kesibukan sehari-hari atau menyambung kembali tali silaturahmi yang telah lama putus. Hukum silaturahmi menurut Islam itu sendiri adalah wajib, sehingga penggunaan media sosial sangatlah efektif untuk menjalin tali silaturahmi kembali yang mungkin secara jarak berjauhan sekalipun karena berbagai fitur media sosial yang sudah semakin canggih seperti menggunakan suara dan gambar. Selanjutnya dengan bermedia sosial kita dapat membaca berbagai kajian agama baik itu tulisan maupun yang berbentuk video bahkan video streaming yang disediakan oleh berbagai situs, yang kemudian bahkan kita dapat membagikannya secara umum maupun kepada yang membutuhkannya. Apapun kebaikan yang kita lakukan akan berdampak bagi diri kita sendiri sebagai mana yang difirmankan Allah SWT :
“Jika kalian berbuat
baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al – Isra : 7) serta
Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, ath – Thabrani, ad – Daruqutni).
Selanjutnya media sosial adalah sarana untuk menyampaikan dakwah, sebagaimana
firman Allah SWT : “Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung” (QS. Ali Imran: 104) (Lihat Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, 182).